Hasil Resume : Prof. Dr. H. Abuddin Nata,
M.A, Metodologi Studi Islam,
Jakarta: Rajawali Press, 2010, halaman
361-374.
Oleh : Futmasepta Fanya
Ulinnuha
211-13-038
Sejarah islam merupakan
salah satu bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian para peneliti baik
dari kalangan sarjana Muslim maupun non Muslim karena banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari hasil penelitian tersebut. Bagi umat Islam, mempelajari sejarah
Islam selain akan memberikan kebanggaan tersendiri juga sekaligus terdapat
peringatan untuk berhati-hati. Dengan mengetahui bahwa Islam pernah mencapai
masa keemasannya pada segala bidang selama berabad-abad misalnya, akan
memberikan dampak positif berupa rasa bangga dan percaya diri pada umat Islam
pada umumnya. Demikian pula dengan mengetahui bahwa umat Islam juga pernah
mengalami kemunduran, penjajahan, dan keterbelakangan, akan menyadarkan umat
Islam untuk membenahi diri sehingga dapat tampil dipuncak kesuksesannya
kembali.
Disisi lain, para
peneliti orientalis mempelajari sejarah Islam selain untuk perkembangan ilmu
pengetahuan, terkadang dimaksudkan untuk mencari titik kelemahan dan kekurangan
umat Islam. Sadar atau tidak, selama ini banyak informasi mengenai sejarah
Islam banyak didapatkan dari hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Hal ini
terjadi karena etos keilmuan, sokongan dana serta kemauan politik yang kuat
dari para pemimpin masyarakat Barat lebih tinggi jika dibandingkan dengan etos
keilmuan, sokongan dana serta dukungan politik para peneliti Muslim.
Dari keadaan itulah,
banyak masalah-masalah sosial kemasyarakatan dan produk-produk hukum yang
dipelajari dalam wilayah pendidikan disampaikan tanpa dilengkapi dengan
pengetahuan sejarah Islam yang cukup. Sehingga mengakibatkan lepasnya konteks
pemikiran Islam yang berdampak pada ketidakmampuan dalam mengaitkan
masalah-masalah keislaman yang muncul dalam masyarakat.
Melihat fenomena
diatas, maka dipandang perlu untuk mempelajari bidang studi sejarah Islam. Sehingga
disini penulis akan memapakan mengenai pengertian sejarah islam, ruang lingkup
sejarah islam dan metode yang dilakukan para ahli untuk meneliti sejarah Islam.
A. Pengertian
Sejarah Islam
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia sejarah diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau atau peristiwa penting yang benar-benar
terjadi. Selanjutnya, karena agama Islam itu luas cakupannya, sejarah Islam pun
menjadi luas pula cakupannya. Diantaranya adalah yang berkaitan dengan sejarah
proses pertumbuhan, perkembangan dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan
pengembangan dan penyebaran agama Islam, sejarah kemajuan dan kemunduran yang
dialami umat Islam, dan lain sebagainya.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
yang dimaksud sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian
yan sunguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
B. Ruang
Lingkup Sejarah Islam
Ruang lingkup
sejarah Islam dilihat dari segi periodesasinya dapat dibagi menjadi periode
klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Periode klasik berlangsung
dari tahun 650-1250 M yang terbagi atas masa kemajuan Islam I (650-1000 M) dan
masa disintegrasi (1000-1250 M). Selanjutnya periode pertengahan yang berlangsung
dari tahun 1250-1800 M dapat dibagi kedalam dua masa yaitu masa kemunduran I
(1250-1500 M) dimana pasukan Jengis Khan dan keturunannya membawa kerusakan
besar ke dalam Islam dan masa tiga kerajaan besar (1500-1800 M) yang dapat
dibagi lagi menjadi fase kemajuan (1500-1700 M) dan masa kemunduran II
(1700-1800 M). Adapun periode modern yang berlangsung dari tahun 1800 M samapi
sekarang ditandai dengan zaman kebangkitan Islam.
Selanjutnya, dilihat
dari segi isinya, sejarah Islam dapat dibagi ke dalam sejarah mengenai kemajuan
dan kemundurannya dalam berbagai bidang seperti dalam bidang politik,
pemerintahan, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dengan berbagai paham dan
aliran, penyebarannya ke berbagai belahan dunia, tokoh-tokoh yang
mengembangkannya, dan lain sebagainya.
C. Model
Penelitian Sejarah
Terdapat
berbagai model penelitian sejarah yang dilakukan oleh para ahli, diantaranya
ada yang melakukan studi sejarah dari segi tokohnya, produk budaya dan ilmu
pengetahuannya, wilayah atau kawasan tertentu, latar belakang terjadinya
peristiwa tersebut, segi periodesasinya dan lain sebagainya.
Berbagai model
penelitian sejarah dapat dikemukakan sebagai berikut :
Penelitian sejarah dapat dilakukan dengan melihat kawasan dimana
peristiwa itu terjadi. Seperti yang dilakukan oleh John L. Esposito dalam
bukunya Islam in Asia, Religion, Politics
& Society yang mengemukakan perkembangan Islam di Asia pada umumnya
seperti Iran, Pakistan, Filipina, Asia Tengah (Soviet), Cina, India, Malaysia
dan Indonesia. Dari buku tersebut paling tidak dapat menghilangkan kesan bahwa
Islam identik dengan Arab.
David D. Newsom dalam tulisannya Islam
in Asia Ally or Adversary menyatakan anggapan bahwa Islam adalah agama
dunia arab tidaklah benar, karena sebagian besar pemeluk Islam sebagaimana yang
dijumpai pada masa lalu tinggal di Asia. Di masyarakat Barat ada berbagai kesan
negatif terhadap Islam. Pertama, Islam seringkali digambarkan sebagai agama yang suka membuat kerusakan,
anti-Barat, dan reaksioner baik dalam bidang politik maupun masyarakat. Kedua,
Islam sering digambarkan sebagai agama yang tidak memiliki hubungan dengan
masalah yang timbul di masyarakat. Islam dipandang sebagai sistem ibadah yang
hanya mementingkan hubungan spiritual dengan Tuhan tanpa memperdulikan berbagai
masalah yang terjadi dalam masyarakat. Ketiga, bahwa aspek yang selama ini belum
dapat membuka mata orang Amerika adalah mengenai pendekatan yang variatif yang
dilakukan oleh umat Islam dan pemerintahnya dalam memecahkan berbagai masalah.
Melalui tulisan tersebut jelaslah bahwa kesan negatif orang-orang Barat
terhadap umat Islam tidaklah semuanya benar.
Model penelitian Islam
melalui pendekatan kawasan juga dilakukan oleh Arthur Goldschmidt Jr dalam
tulisannya yang berjudul A Concise
History of The Middle East. Ia berhasil mendiskripsikan secara komprehensif
berbagai peristiwa yang terjadi di Timur Tengah sepanjang berkaitan dengan
Islam mulai sejak kedatangannya sampai perkembangannya yang terakhir. Hasil
penelitian tersebut berguna sebagai informasi awal untuk melakukan penelitian
sejarah, karena penelitian tersebut dikategorikan sebagai penelitian literatur
yang didukung dengan survey dan dianalisis dengan pendekatan sejarah dan
perbandingan.
Selanjutnya ada penelitian
yang berasal dari Azyumardi Azra dalam bukunya Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII,
yang menjelaskan mengenai sejarah interaksi antara ulama Timur Tengah dan Ulama
di Kepulauan Nusantara dalam menciptakan jaringan yang terjadi pada abad XVIII
dan XVII Masehi. Dia mengungkapkan bahwa abad ke-17 dan ke-18 merupakan salah
satu masa yang paling dinamis dalam sejarah sosial intelektual kaum Muslim,
dimana sejumlah ulama dan penuntut ilmu dari berbagai wilayah Dunia Islam
berkumpul dan membentuk suatu jaringan keilmuan ilmiah yang unik. Dilihat dari
data yang digunakannya, kajian ini merupakan studi pertama yang menggunakan
sumber-sumber Arab secara ekstensif.
Hubungan antara kaum Muslimin di kawasan Melayu-Indonesia dan Timur
Tengah telah terjalin sejak masa-masa awal Islam. Para pedagang Muslim dari
Arab, Persia, dan Anak Benua India yang mendatangi Kepulauan Nusantara tidak
hanya berdagang, tetapi dalam batas tertentu juga menyebarkan Islam kepada
penduduk setempat. Masuknya Islam dimasa belakangan nampaknya telah dilakukan
oleh para guru pengembara sufi sejak akhir abad ke-12 yang datang dalam jumlah
yang besar ke Nusantara.
Ketika hubungan ekonomi, politik, sosial-keagamaan antar negara-negara
Muslim di kawasan Nusantara dengan Timur Tengah semakin meningkat pada abad
ke-14 dan ke-15, penuntut ilmu dan jama’ah haji dari Dunia Melayu-Indonesia
yang berkesempatan mendatangi pusat-pusat keilmuan islam di sepanjang rute
perjalanan haji pun juga ikut meningkat jumlahnya. Hal ini mendorong munculnya
komunitas yang disebut Ashhab al-Jawiyyin
(saudara kita orang Jawi) di Haramayn. Istilah Jawi ini menujuk kepada
setiap orang yang berasal dari Nusantara.
Lebih lanjut mengenai hasil penelitiannya, Azyumardi Azra mengatakan
bahwa keliru jika menganggap hubungan antara Islam Nusantara dengan Timur
Tengah lebih bersifat politik daripada keagamaan. Setidaknya, pada abad ke-17
sampai abad ke-18 hubungan antara keduanya bersifat keagamaan dan keilmuan.
Meskipun terdapat hubungan politik diantara kerajaan Muslim Nusantara dengan
Dinasti Usmani.
Berdasarkan informasi diatas, maka model penelitian sejarah tersebut
tergolong penelitian eksploratif, dokumentatif dan kualitatif karena berupaya
mengungkap berbagai masalah yang ada dengan didasarkan pada dokumen tertulis yang
dapat dipertanggungjawabkan. Model penelitian yang demikian tampak melelahkan
dan banyak memakan energi, namun sumbangannya bagi pengetahuan khazanah
intelektual Islam tidak diragukan lagi. Maka itu penelitian semacam ini perlu
untuk dilanjutkan dan dikembangkan lagi.
Komentar
Posting Komentar