Oleh:
Maghfirotul Mafakhir (111-12-007)
(
Resumt dari buku karya Dr. Ahmad Asy-Syurbani, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab, Jakarta: PT Bumi Aksara,
hal.190-257 )
Ahmad bin Muhammad bin Hambal atau Ahmad
bin Hambal adalah imam yang keempat dari para fuqaha Islam. Beliau adalah seorang yang mempunyai sifat luhur
dan tinggi dan imam bagi umat Islam seluruh dunia, juga sebagai imam Darul
Salam, mufti bagi negeri Irak dan seorang yang Alim tentang hadist-hadist
Rosulullah SAW juga seorang yang suhud,
penerang untuk dunia dan sebagai contoh dan teladan bagi orang-orang ahli
sunah, seorang yang sabar dikala menghadapi cobaan dan seorang yang sholeh dan
zuhud. Beliau hidup dizaman pemerintahan Abbasiyah.
1. Kelahiran
dan keturunan Ahmad bin Hambal
Ahmad
bin Hambal dilahirkan dikota Baghdad pada bulan Rabi’ul Awal tahun 164 H, yaitu
setelah ibunya berpindah dari kota Murwa tempat tinggal ayahnya. Beliau adalah
Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad bin Idris bin
Abdullah bin Hayyain bin Abdullah bin Anas bin Auf bin Qasit bin syaiban yang
mendapat gelar Al Mururi kemudian Al-Baghdadi. Ibnu Hambal termasyhur dengan
nama datuknya “hambal”. Bapaknya meninggal dunia sewaktu beliau masih kecil.
Oleh karena itu beliau hidup sebagai seorang yatim yang diasuh oleh ibunya
saja, yang bernama Safiyyah binti Maimunah binti Abdul MaliknAsy-Syabani.
Ibnu
Hambal hidup sebagai seorang rendah dan miskin karena bapaknya tidak meninggalkan
warisan kepadanya selain dari sebuah rumah yang kecil yang didiaminya. Oleh
karena itu beliau menempuh kehidupan yang susah beberapa lama sehingga beliau
terpaksa bekerja untuk mencari kehidupan hidup. Diantara pekerjaan yang pernah
beliau lakukan seperti jahit dan memungut sisa tanaman yang tertinggal sesudah
musim panen setelah mendapat izin dari pemiliknya, di waktuyang lain juga
beliau mengambil upah menulis, mengambil upah menenun kain dan kadang kala
beliau terpaksa mengambil upah membawa barang di jalan-jalan. Sungguh beliau
sangat berhati-hati dan menjaga dengan perkara yang halal, tidak menerima
perkara yang ada subhatnya dan tidak pula menerima hadiah-hadiah dan
pemberian-pemberian.
2. Menuntut
Ilmu
Ibnu
Hambal menghafal Al-Qur’an dan mempelajari bahasa. Beliau belajar menulis dan
mengarang, pada waktu itu beliau berumur 14 thn. Sebagian dari pelajarannya
ialah dipelajari dari Abu Yusuf. Pada permulaanya beliau menyalin kitab-kitab
yang berdasarkan kepada pemikiran seta beliau menghafalnya, kemudian beliau
tidak lagi menetapinya bahwa Beliau lebih gemar mempelajari hadist, oleh karena
itu beliau mengumpulkan dari berbagai tempat mulai tahun 179 H. Diantaranya
beliau pernah mengembara di makkah, madinah, Syam, Yaman, Kufah, Basroh, dan
Jazirah untuk menuntut ilmu.pengembaraannya yang pertama di Kufah pada tahun
133 H dan ditahun itulah gurunya yang bernama Husyaim bin Busyair meninggal
dunia, kemudian di Basrah pada tahun 186 H dan pada tahun itulah beliau pertama
kali mengerjakan ibadah haji pada tahun 187 H .
3. Guru-guru
Ibnu Hambal
·
Abi Yusuf bin
Ibrahim Al-Qadhi : ilmu fiqih dan hadist
·
Husyaim bin
Basyir bin Abi Khasim Al-Wasiti: mempelajari hadist dan menulis
daripadanya lebih dari 3000 hadist.
·
Umair bin
Abdullah
·
Abdurrahman bin
Mahdi
·
Abi Bakar bin
Iyasy
·
Imam syafi’i:
belajar memahami dan cara mengeluarkan kesimpulan-kesimpulan hukum-hukum.
·
Dlll...
4. Ibnu
Hambal dan Muridnya
Setelah
sekian lama Ibnu Hambal mempelajari ilmu-ilmu dari guru-guru yang termasyhur
beliau pun mulai mengajar di masjid Al-Jami’ di Baghdad pada usia 40
tahun.majlis pelajaran beliau dibagi menjadi dua yaitu pelajaran ‘am dan
pelajaran khas. Murid-murid yang ikut mempelajarinya amatlah bnyak,
diantaranya: Yahya bin Adam, Abdul Rahman bin Mahdi, Yazid bin Harun, Ali bin
Al-Madini, Al-Bukhori, Muslim, Abu Daud, dll.. dan masih banyak lagi
sahabat-sahabat, pengikut-pengikut serta murid-muridnya yang menyalin dan
menulis, ilmu fiqih Ibnu Hanbal di antara mereka terdapat juga naknya yang
pertama salih, yaitu anaknya yang tertua. Beliau seorang yang sangat
bersungguh-sungguh tentang hadist-hadist seperti ayahnya.
5. Sumber-sumber
Hukum fiqih
Ibnu Hambal adalah
seorang yang kuat penerimaanya terhadap hadist-hadist Rasulullah. As-Sunnah
adalah penerang bagi Al-Qur’an dan penafsiran bagi hukum-hukumnya. Maka tidak
menjadi aneh jika Ibnu Hambal menjadikan Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai sumber
pertama dalam fiqihnya. Beliau tidak menerima adanya perselesihan anatara
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an adalah sumber yang pertama dan penafsirannya
adalah As-Sunnah dan ia adalah sunber yang kedua. Sesudah dari itu diambil pula
perkataan sahabat-sahabat dan fatwanya. Tetapi Ibnu Hanbal kadang kala
mengambil kias dan ijma’ jika ada, juga beliau mengambil Al-Masalihul Mursalah
(muslihat-muslihat hantaran) dan “Sadduz Zara’i” yaitu apabila tidak ada nas
yang mengatakan halal atau haram bagi sesuatu amaka perkara itu tetap dengan
halalnya. Ibnu Hambal menggunakan hadist dhai’f (lemah riwayat) apabila tidak
ada yang lain, tetapi dengan tidak bertentangan dengan salah satu dari
kaidah-kaidah agama dan tidak juga bertentangan dengan salah satu
masalah-masalah pokok dan tidak juga bertentangan dengan salah satu hukum yang
ditetapkan oleh hadist yang sahih.
6. Kitab-kitab
karangan Ibnu Hambal
Ibnu
Hambal tidak mengarang selain dari hadist dan sunnah. Pada keseluruhan
kitab-kitabnya membicarakan hadist-hadist Rasulullah SAW sehingga surat atau
risalahnya pun membicarakan yang sama juga.kesemuanya berdasarkan dalil
Al-Qur’an, percakapan Rasulullah dan percakapan sahabat-sahabat.
Diantara kitabnya:
·
“Al-Masnad: memuat 40.000 hadist yang disusun tahun 180 H,
·
Az-Zuhud: membicarakan
zuhud nabi-nabi, sahabat dan khalifah dan juga sebagian dari imam-imam yang
berdasarkan pada hadist, atsar dan akbar-akbar.
·
As-Salah: kitab kecil yang dikelurkan
bersamaan dengan kitab yang lain.
·
Al-Manasikus Saghir
·
At-Taufiq
·
An-Nasikh wal Mansukh
·
Al-Muqaddim wal
Muakhir fi kitabillah Ta’ala, dll.
7. Sifat-sifat
Ibnu Hambal
Ibnu
Hambal adalah seorang yang tiggi badannya, kulitnya hitam kemerah-merahan,
beliau gemar memakai pakaian yang kasar
dan memakai sorban. Beliau seorang yang berhati
mulia, kuat ingatannya dan seorang yang paham dengan apa yang
dihafalnya, juga seorang yang bersifat sabar dan mempunyai azam dan juga selalu
berkemauan yang tinggi, tetap teguh dengan pendiriannya, tidak riya’dan selalu
menjauhi dari bersendagurau sehingga orang lain tidak berani bersenda gurau
saat bersamanya. Beliau juga seorang yang bersih, suci, zuhud, banyak beribadah
dan menjaga diri dari perkara yang haram.
8. Keluarga
kecil Ibnu Hambal
Ibnu
Hambal nikah dengan seseorang yang bernama husan, dari pernikahanya bersama husan
beliau dikaruniai beberapa anak yang bernama: Said, Muhammad, Al-Hasan, Zainab,
fatimah, dan juga dua orang anak yang kembar bernama Hasan dan Husen(meninggal
dunia ketika setelah baru dilahirkan).
Kemudian Ibnu Hambal
juga menikah lagi dengan Al-Abbasah binti Al-Fadil. dengan istrinya Abbasah ini
beliau juga dikariniai beberapa anak yang bernama: Salih anaknya yang tertua
gelarnya ialah Abdul Fadl dilahirkan pada tahun 203 H, dan meninggal dunia
tahun 265 H beliau memegang jabatan kehakiman di Asbahan, dan beliau menulis
sejarah singkat hidup bapaknya. Dan anaknya yang kedua bernama Abdullah, gelarnya Abu Abdurrahman, beliau
seorang yang pandai dalam ilmu hadist, meninggal dunia pada tahun 290 H, anak
perempuan Ibnu Hambal dikebumikan bersamany, dan begitu juga banyak dari
pengikut-pengikutnya yang dikebumikan berdekatan dengan kuburnya(makamnya).
9. Nasihat-nasihat
Ibnu Hambal
Diantara
nasihat-nasihat ibnu hambal yaitu:
a. Dunia
ini adalah tempat beramal sementara akhirat tempat menerima balasan, barang
siapa tidak bekerja di sini ia akan menyesal di sana.
b. Kemuliaan
adalah meningglkan perkara-perkara yang diinginkan kepada perkara yang
ditakuti.
c. Jika
tidak mencari harta ia tidak akan datang kepada kita, yang datang kepada kita
ialah perkara yang kita tinggalkan.
d. Bahwa
“Al-Qalansawah”(songkok) jatuh dari langit kepada orang yang tidak ingin
kepadanya.
e. Maha
suci Engkau wahai Tuhanku, alangkah lupanya hamba-hamba Allah dari perkara di
depan mereka: orang yang takut kekurangan, jika yang berdo’a sangat lemah.
f. Prinsip
keimanan ialah tiga: petunjuk, yang dibuat petunjuk dan yang mengambil
petunjuk.
g. Diam
orang yang berilmu adalah insaf dan taqwa, diam orang yang jahil karena tidak
tahu.
h. Dll.....
10. Sakit
dan meninggalnya Ibnu Hambal
Ibnu
Hambal sakit yang membawa kepada kematian,ketika beliau sakit tidak ada perkara
yang membuat hatinya selalu berfikir kecuali sholat,memikirkan tentang
pembagian harta yang ditinggalkan dan tiga helai rambut Nabi yang berada
padanya. Ibnu Hambal terkena demam panas pada hari pertamanya bulan Rabi’ul
Awwal tahun 240 H,sehingga beliau tidak mampu berjalan dirumahnya melainkan
dengan pertolongan.
Dengan
sakitnya itu kemudianbeliau meniggal dunia pada hari jum’at tanggal 12 bulan
Rabi’ul Awwal tahun 241 H. Mayatnya dimandikan oleh Abu Bakar Ahmad bin
Al-Hujjah, kemudian dimakamkandi Baghdad sesudah sholat jum’at dengan diringi
oleh puluhan ribu rakyat jelita.
“Mudah-mudahan Allah
meridhoinya, amiiin..”
Komentar
Posting Komentar