Terbit 14 April 2014, 12:44 AEST
Presiden pertama Indonesia Soekarno pernah mengatakan,
'jangan sekali-kali melupakan sejarah'
Dengan mengikuti Program Pertukaran Tokoh Muda Muslim
Australia-Indonesia 2014, Sukron Ma'mun, dosen Sejarah Islam di Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Jawa Tengah berkesempatan datang ke ABC dan menceritakan
bahwa pada awalnya Sukron tertarik pada sosiologi dan sejarah.
Namun karena Sukron punya latar belakang dirinya
dibesarkan dalam keluarga Islam, besar dalam keluarga pesantren, ahirnya
tertarik mendalami sejarah Islam.
Sukron Ma'mun mengajar sejarah Islam klasik, awal
Islam abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi.
Dia juga pengelola Program Studi Sejarah Kebudayaan
Islam serta pengelola pesantren mahasisawa milik kampus.
Dia melihat bahwa sejarah telah dilupakan.
"Ini berakibat fatal," ujarnya,
"sehingga mereka tidak belajar dari sejarah. Merangkai kembali kehidupan
yang lebih baik didasarkan pada apa yang pernah atau sudah dimiliki, yaitu
sejarah".
"Akibatnya kita tidak pernah belajar teladan dari
sejarah peradaban tinggi, masa-masa baik," tambahnya. "Malah
sebaliknya mengcopy pada kebudayaan lain atau mengagumi hal-hal lain,
sehingga sejarah peradaban tinggi yang pernah kita miliki serta masa-masa baik
itu terlupakan".
Bagaimana Sukron Ma'mun sampai bisa ikut dalam Program
Pertukaran Tokoh Muda Muslim Australia- Indonesia 2014 ini, dikatakannya bahwa
tahun 2013 ia pernah mendaftarkan diri, tapi tidak berhasil. Dan tahun 2014 ini
dia mencoba kembali, semuanya atas inisiatif sendiri, dan berhasil.
Dan apa yang ingin diharapkannya dari Program
Pertukaran ini?
Sukron punya keinginan untuk bercerita kepada
masyarakat Australia bahwa Islam yang khususnya berada di indonesia, tidak
seperti yang mereka bayangkan atau tidak seperti yang banyak dikemukakan
berbagai media sosial, tentang radikalisme dan lain sebagainya.
"Kita menghargai keberagaman. Juga toleransi
kepada kelompok lain. Kita menghargai semuanya," begitu jelasnya lagi.
Dan ketika ditanya apa yang dilihat dari Australia
dalam kunjungannya ini, Sukron Ma'mun mengemukakan bahwa masyarakat di
Australia cukup sekuler. Kelompok bukan Islam yang ditemuinya mau bertanya dan
ingin mengetahui tentang Islam sebagai agama. Juga tentang Islam di Indonesia.
Dan sebelum mengahiri kunjungannya di ABC, dia
mengatakan bahwa dia ingin menggali tentang kehidupan masyarakat Islam
Indonesia yang tinggal di Australia, mengetahui serta memahami sejarah Islam di
Australia dan nanti kalau pulang ke Indonesia dia aka menjelaskan paling tidak
kepada anak didiknya bahwa di Australia ada corak kehidupan masyarakat, dimana
mereka menghargai dan menghormati orang lain.
diambil dari http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/radio/onairhighlights/jangan-melupakan-sejarah/1295500
Komentar
Posting Komentar