Welcome to Melbourne
Hari
Senin (31/3/14) pukul 08:50 rombongan kami mendarat di Bandara Internasional
Melbourne, Australia. Begitu mendarat kami menyembapatkan diri untuk sekedar
mengambir gambar, beberapa sisi bandara. Sayangnya, ketika mengmabil gambar
disudut ruangan mengatakan tidak boleh memfoto. Akhirnya kami menuju
pengambilan bagasi.
Isma dan saya... di salah satu sudut Bandara Melbourne |
Bagasi
kami sudah sampai, mungkin sudah berputar beberapa kali pada tempat pengambilan
tersebut. Kemudian menuju tempat imigrasi, dan men-declare berang-barang yang
kami bawa. Maklum karena banyak souvenir yang terbuat dari kayu, karet, dan
makanan ikan kering.
Sayangnya ada
souvenir yang harus “lepas” beberapa bagiannya karena terdapat biji-bijian yang
menjadi hiasannya. Saya tidak habis pikir mengapa biji-bijian tersebut harus
dilepas, padahal biji semangka. Mungkinkah mereka khawatir biji tersebut akan
tumbuh di Australia, serta bukan tanaman yang mereka harapkan? Ah.. saya kurang
tahu. Tentu mereka punya kebijakan sendiri untuk proteksi negeranya.
Di
bagian ruang jemput ternyata Bu Chris, begitu kami memanggil Christina
Rafferty-Brown, sudah menunggu dengan
cemas. Mengapa penumpang lain sudah turun dan kami belum kelihatan. Maklum
saja, kami masih foto-foto, ke toilet, dan men-declare beberapa barang bawaan.
Bu Chris Nampak senang ketika bertemu, kekhawatirannya mungkin sudah sirna dengan
kedatangan kami.
Dengan
cekatan Bu Chris segera menyapa dan membantu barang bawaan kami. “Selamat datang
semuanya”, “apa kabar” begitu Bu Chris menyapa kami dengan bahasa Indonesia
yang cukup fasih. Maklum Bu Chris beberapa kali ke Indonesia dan memahami betul
masyarakat Indonesia. Selain itu, ternyata Bu Chris dekat dengan Budaya
Indonesia, karena menantunya Rowan Gould, director program ini adalah keturunan
Indonesia. Rowan menikah dengan Brynna Rafferty-Brown, putrid Bu Chris. Ketiganya akan memandu perjalanan
kami selama di Australia, pada empat kota, Melbourne, Shepparton, Canberra, dan
Sidney.
Mas Rowan dan Bu Chris |
Segera
kami melaju ke jantung kota Melbourne, di mana kami akan menginap selama satu
minggu ini. Obrolan sederhana menghiasi perjalanan kami dari Bandara hingga ke
penginapan. Tiba akhirnya kami di pusat kota, di situlah disediakan penginapan
untuk beberapa hari ke depan, Darling Tower yang terletak di Collins Street.
Kami
menunju kamar 404, yang terletak di level empat. Bu Chris memberikan penjelasan
mengenai beberapa hal yang akan kita lakukan hari ini. Karena hari ini tiga agenda
sudah menanti, welcome meeting and lunch dengan Professor Tim Lindsey, Chair of the Australia Indonesia Institute and
Director of the Centre for Indonesian Law, Islam and Society, the University of
Melbourne. Setelah itu mengunjungi State Library of Victoria, dan Dinner dengan
alumni MEP dari Australia. Ah sungguh padat juga agenda hari ini. Namun rasa
senang menuntupi segala penat dari perjalanan panjang.
After Meeting with Prof. Tim Lindsey |
Visiting State Library of Vicoria |
Welcome
dinner with MEP alumni at Sawasdee Thai Restaurant
|
Semua yang kami temui hari ini mengucapakan
Welcome to Australia… welcome to Melbourne.
(Note: for the permission to get the photograph from Ikfina Maufuriyah's facebook, thank a lot)
(Note: for the permission to get the photograph from Ikfina Maufuriyah's facebook, thank a lot)
Aystrali... saya ingin sekali ke sidney.. tempat Show teresar di Australi.. Klao tidak salah.. foto dan cerita Pak Sukron selalu menyemangati kami bahwa Sungguh Tuhan menyiapkan tempat tempat yang indah di bumi ini untuk kita sambangi dan kita ambil serta pelajari apa yang ada di dalamnya,, Maha Besar Allah atas segala CiptaanNya...
BalasHapusSampai bertemu di Melbuern,Australi... :D
Silahkan ditunggu cerita selanjutnya di blog ini. Masih saya usahakan untuk nulis semua perjalanan saya di Australia. Semoga menjadi penyemangat Fitri dan kawan-kawan untuk belajar, dan nanti sampai ke Australia
HapusSilahkan berbagi dan bercerita pada teman-temannya. Terima kasih
Hapus