Dari
Migrant Care Hingga ke Bandara Soekarno Hatta
Minggu pagi saya masih malas untuk
pergi keluar, maklum Jakarta super macet meskipun hari libur. Saya memilih
duduk dalam kamar, sembari nonton berita dan berbagai acara di televisi. Pukul 10:00 Kang Ipul mengajak ke kantor
Migrant Care, sayapun ikut, sambil mengusir jenuh menunggu malam. Saya mau
baca-baca Koran, sembari mengupload bahan kuliah untuk dua minggu ke depan.
Sementara itu, Kang Ipul sibuk
dengan berbagai hal terkait dengan PILEG di dapil luar negeri, khususnya
Hongkong. Bolak-balik dia mengetik data, dan mencoba mengirimkannnya ke KJRI
Hongkong. Namun berulang kali gagal yang ia temui. Saya juga tidak bisa banyak
membantu karena tidak mengerti, mengapa faks tidak bisa masuk. Saya sendiri
juga asyik dengan ketik dan sesekali browsing di internet.
Pileg dapil luar negeri memang
tengah menjadi perhatian utama Migrant Care mengingat pelaksanaannya telah
dimulai hari Minggu (30/3/14) ini untuk Hongkong. Sementara beberapa Negara lain
juga akan menyusul. Saya dan empat etman saya yang lainnya, rombongan Muslim
Exchange Program (MEP), Isma, Fina, Tara, dan Zahrul dijadwalkan akan nyoblos
di Canberra tanggal 5 Maret 2014. Tapi persoalaannya saya tidak membawa form
A-5 sebagaimana disyaratkan oleh Keduataan RI di Canberra. Saya tidak sempat
mengurus form tersebut, karena kesibukan mengajar di kampus yang hampir
seminggu penuh. He he he… ini cari-cari alasan. Kawan saya yang dari Ponorogo,
Zahrul Fata juga sama seperti saya, tidak sempat mengurus form A-5 karena KTP-nya
beralamat Jombang. Lagi-lagi sibuk ngajar di kampus menjadi alasan dosen muda
ini.
Kawanku dari Ponorogo, Zahrul Fata. Dia juga dosen STAIN Ponorogo |
Menurut Kang Ipul, saudara sepupu
laki-lakiku ini, mengatakan bahwa meskipun tidak membawa form A-5, kita bisa
tetap nyoblos. Asalkan kita mau melapor pada keduataan RI atau KJRI di negara kita
sedang berada dengan menunjukkan paspor yang kita miliki. Kita akan dijatah nyoblos
pada 1 jam sebelum TPS ditutup, untuk melihat kemungkinan apakah ada kartu
suara yang tersisa atau tidak. Jika ada tentu kita bisa milih atau menggunakan
hak pilih kita. Hanya saja resiko bagi saya pribadi saya tidak tahu profil
caleg yang akan saya pilih. Ah… lantas bagaimana saya bisa menentukan. Akankan kita
milih orang yang tidak kita kenal track record-nya.
Sudahlah daripada mikirin pileg
yang belum tentu saya punya kesempatan nyoblos. Saya akan prepare ke bandara
sore ini. Tak terasa sudah pukul 15:00, saya mengajak Kang Ipul untuk balik ke
kos. Saya mau persiapan menuju Bandara pukul 16:00. Sesampainya di kos, saya
langsung persiapan dan pukul empat sore lebih, saya berangkat ke terminal
Rawamangun untuk naik Bus DAMRI menuju Bandara.
Perjalanan saya kira memakan waktu
1,5 jam atau 2 jam. Tetapi di luar dugaan 30 menit perjalanan bus sudah memasuki
area Bandara Soetta. Begitu memasuki terminal 2, saya kontak-kontak
teman-teman, Zahrul Fata sudah menunggu depan counter tiket Merpati airline. Satu
persatu pun akhirnya pada datang, Tara datang dan bergabung. Isma dan Fina
ternyata menunggu di dalam dan sudah check in. Akhirnya kita bertiga menyusul
segera check in dan bergabung dengan mereka berdua.
Kiri-Kanan (Tara-Isma-Fina) |
Canda tawa, foto, dan ngobrol
ringanpun terjadi. Hingga kami memutuskan segera masuk ke ruang tunggu, dengan
alasan agar dapat sinyal wifi yang bagus, biar bisa ngenet… Ahh begitu masuk
ruang tunggu kami pun sibuk dengan laptop dan gadget masing-masing. Akhirnya kita
hening dengan urusan masing-masing. Inilah teknologi mengalianasi kita dari
lingkungan sosial kita.
Zahrul sibuk ngetik |
Isma dan Fina pun sibuk nulis di blog masing-masing |
Ah.. si Tara malah mejeng |
Pukul 21:37 penumpang mulai berdatangan.
Ini saatnya bersiap untuk menunggu penerbangan menuju Melbourne. Dan mengganggu
teman-teman yang sedang sibuk dengan gadget-nya, he he he… Ayo kita
ngorol-ngorol aja. Welcome to Melbourne….
akupun ikut sok sibuk |
Komentar
Posting Komentar