Kondisi Geografis Jazirah Arab
Jazirah Arab” (Pulau Arab), sebagian ilmuwan menyebut
“Sibhul Jazirah” (Semenanjung). Jazirah Arab terbagi menjadi tiga bagian:
Hijaz, yakni
kawasan utara dan barat Arabia, dari Palestina Hingga perbatasan Yaman, di
sekitar Laut Merah. Karakter; tandus, kering dan berbatu. Beberapa daerah
penting di kawasan ini adalah Makkah dan Madinah.
- Bagian Tengah, karakteristik; gurun pasir, jarang turun hujan, kurang subur, masyarakat nomaden, pengembala (pastoral), unta dan kambing sebagai binatang piaraaan utama.
- (Gurun Pasir)
Bagian Tengan dibagi dua
Ø Bagian utara disebut “Najed”
Ø Bagian Selatan disebut “Al-Ahqah”, “Ar-Rab’ul Khali”
(tempat yang sunyi).
- Bagian Tepi, katakteristi; hujan turun teratur, subur, penduduk bertani dan berdagang, tumbuh kerajaan dan kota-kota kerajaan, dan masyarakat menetap. Penduduk bagian tepi disebut dengan “Ahlul Hadhar” (Penduduk Negeri)
Bagian Tepi meliputi; Yaman, Hejaz, Hadramaut, Oman,
Mahrah, Al-Ahsa (Bahrain).
Kondisi Sosial-Budaya
Gurun Pasir
- Kesukuan yang kuat (asabiyah), karena tidak ada pemerintahan.
- Cenderung bar-bar dengan dintandai permusuhan antarsuku yang berkelanjutan. Kesukuan dipinpin oleh kepala suku, yang pemberani, pemurah dan penyantun.
- Jarang didatangi masyarakat asing, sehingga bahasa murni.
- Terdapat Ka’bah, simbol keagamaan bangsa Arab.
- Tradisi haji pada bulan-bulan tertentu; Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharam, serta umrah pada bulan Rajab. Pada bulan-bulan tersebut haram hukumnya melakukan peperangan.
- Pemberani, karena kondisi alam yang menuntut demikian.
Penduduk Negeri
- Berperadaban tinggi, terdapat kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada, diantaranya Saba’ (Bilqis) dan Himyar (selatan/Yaman) serta Hirah dan Ghassan (utara/Syiria/Palestina).
- Saba’ menjadi pusat perdagangan dunia, yang mempertemukan pedagang India, China, Mesir, Syiria, Nusantara, dll.
- Dua agama besar dianut Penduduk Negeri, yakni Masehi (Nasrani) dan Yahudi.
Agama Bangsa Arab Pra Islam
Sebagian besar
penyembah berhala. Awalnya berhala dijadikan perantara untuk mendekatkan pada
Tuhan, kerena mereka menyakini sang Maha Perkasa (QS
Az-Zukruf: 9; Az-Zumar: 3). Pada akhirnya
mereka memperlakukan dan menyakini bahwa berhala adalah tuhan mereka.
Berhala di
sekitar Ka’bah dan dicintai oleh seluruh suku. Setiap suku memiliki berhala
khusus yang ditempatkan secara khusus di sekitar Ka’bah.
Kalangan
terendah bangsa Arab, yang mayoritas penduduk Arabia, menyembah berhala dari kalangan
keluarga dan suku mereka sendiri. Ada sekitar 360 berhala dan dihubungkan
dengan kejadian sehari-hari pada salah satu darinya.
Kalbi
(sejarwan Arab, w 206 H) menyebutkan sebagian penduduk yang berfikiran cerah
menyembah matahari dan bulan. Suku Malih menyembah Jin, Suku Humair, Kananah,
Tamim, Lakham, Tai, Qais, dan Asad secara berturu menyembah Matahari, Bulan dan
Darban (tanda zodiak taurus; jupiter, caopus, marcury, bintang anjing).
Agama, pada
masa Ibrahim dikenal agama Ibrahim (hanif), kemudian pindah ke Watsani (penyembahan terhadap
batu/arca/patung).
Salah satu ritual yang dilanggengkan adalah haji dan
umrah. Mereka meletakkan patung “tuhan”
di Ka’bah dan menyembahnya.
Hubal (berhala terbuat dari batu akik merah di
letakkan di Ka’bah), Al-Lata (di Taif) dan AlUzza (di Hijaz).
Syair
Syair, kedudukan
syair sangat tinggi di kalngan bangsa Arab.
Syair dapat meninggikan martabat kabilah dan pribadi. Contoh Abdul
Uzza Ibnu Amir (orang miskin dengan anak banyak) yang dipuja oleh Al-A’sya
(penyair ulung) melalui syair. Setelah ramai terdengar, banyak kalangan bangsawan yang meminang putri Abdul Uzza.
Melalui syair dapat dipahami kebudayaan masyarakat
Arab yang berkembang.
Kedudukan Perempuan
Posisinya
paradoks, di satu sisi perempuan
menduduki posisi tinggi dalam keluarga. Perempuan juga menjadi prestise atau pertaruhan harga diri bagi kabilah.
Disamping itu, harga perempuan direndahkan dalam keluarga. Misalnya istri bisa
diwarisi, ketidakbanggan terhadap anak bayi perempuan, dll.
Qais bin Asim
pernah bercerita dengan menyesal pernah membunuh anak perempuannya yang telah
beranjak dewasa.
Mitos
dan Takhayul
Masyarakat
Arabia sangat menyakini mitos dan takhayul. Mislanya, gerhana terjadi karena
ada peristiwa menyedihkan yang terjadi pada orang tertentu.
Beberapa
takhayul yang dilakukan bangsa Arab;
1)
Membakar
sapi hidup untuk mendatangkan hujan.
2)
Mengadu
nasib dengan anak panah.
3)
Menyebuhkan
orang sakit dengan cara bersin 10 kali di pintu gerbang desanya.
4)
Jika
kelihangan jalan/tersesat ketika dalam perjalanan, diatasi dengan memakai baju
terbalik.
5)
Membuang
gigi yang tanggal ke arah matahari seraya meminta ganti pada matahari.
6)
Apabila
orang laki-laki dalam perjalanan, ingin mengetahui apakah istri serong atau
tidak mereka meningat benang pada sebuah ranting. Apabila sekembali dari
perjalanan benang utuh artinya istri tidak selingkuh, namun jika terkoyak
artinya istri serong.
7)
Dll.
Komentar
Posting Komentar