Langsung ke konten utama

Jaigarh Fort-Jaipur



Jaigarh Fort is situated on the promontory called the Cheel ka Teela (Hill of Eagles) of the Aravalli range; it overlooks the Amber Fort and the Maota Lake, near Amber in Jaipur, Rajasthan, India. The fort was built by Jai Singh II in 1726 to protect the Amber Fort and its palace complex and was named after him.
The fort, rugged and similar in structural design to the Amber Fort, is also known as Victory Fort. It has a length of 3 kilometres (1.9 mi) along the north-south direction and a width of 1 kilometre (0.62 mi). The fort features a cannon named “Jaivana”, which was manufactured in the fort precincts and was then the world's largest cannon on wheels. The palace complex (Laxmi Vilas, Lalit Mandir, Vilas Mandir and Aram Mandir) located within the fort has a well-tended garden where the royal family resided, the Shubhat Niwas (an assembly hall of the warriors), an armoury and a museum. Jaigarh Fort and Amber Fort are connected by subterranean passages and considered as one complex. (more… see http://en.wikipedia.org/wiki/Jaigarh_Fort)

Main Gate of Jaigarh Fort
























Water Palace

Water Palace



Komentar

Postingan populer dari blog ini

AL HAKIM, MAHKUM FIH DAN MAHKUM ALAIH

Oleh: Siti Farida Sinta Riyana (11510080); Nur Aufa Handayani (11510081); Ahmad Ali Masrukan (11519985); Mayura (11510096); dan Muryono ( 11511038) A.       Al Ahkam 1.         Pengertian Al-Ahkam (hukum), menurut bahasa artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu. Sedang menurut istilah ialah ‘Khithab (titah) Allah Swt. atau sabda Nabi Muhammad Saw. yang berhubungan dengan segala amal perbuatan mukallaf , baik itu mengandung perintah, larangan, pilihan, atau ketetapan.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KHILAFIYAH

Disusun Oleh : Abdul Majid (111-11-074); Irsyadul Ibad (111-11-094);  dan Dwi Silvia Anggraini   (111-11-095) PENDAHULUAN Perbedaan selalu ada dalam kehidupan karena hal ini merupakan sunah Rasul yang berlaku sepanjang masa. Perbedaan juga terjadi dalam segi penafsiran dan pemahaman hukum yang berlaku. Seperti yang kita ketahui hukum tidaklah sekaku dalam hal penerapannya pada masa awal islam, pada masa itu Nabi Muhammad sebagai tolak ukur  dan akhir dari setiap permasalahan yang ada pada masa itu. Akan tetapi perbedaan itu semakin jelas terlihat ketika era para sahabat dan para tabi’in yang ditandai dengan adanya berbagai aliran atau madzhab yang bercorak kedaerahan dengan tokoh dan kecenderungan masing-masing.

HUKUM SYAR’I (ا لحكم الشر عي)

OLEH: Ulis Sa’adah (11510046); Langga Cintia Dessi (11510089); dan Eka Jumiati (11510092) A.       HAKIKAT HUKUM SYAR’I Menurut para ahli ushul fiqh (Ushuliyun), yang dikatakan hukum syar’i ialah khitab (sabda) pencipta syari’at yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang mengandung suatu tuntutan, atau pilihan atau yang menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.