Resume oleh: Sayyidah
Kharismatika (105)
Afrika
Utara merupakan derah yang sangat penting bagi penyebaran agama Islam di daerah
Eropa. Ia menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke wilayah yang selama
berabat-abad berada di bawah kekuasaan Kristen sekaligus “benteng pertahanan”
Islam untuk wilayah tersebut.
A.
Kedatangan Islam di
Afrika Utara
Kehidupan
social masa lalu Afrika Utara adalah sebuah kehidupan masyarakat pedesaan yang
bersifat kesukuan, nomad (berpindah-pindah tempat) dan Patriaikhi-Islam masuk
ke wilayah Afrika Utara pada saat daerah itu berada di bawah kekuasaan
kekaisaran Romawi. Sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi beberapa
Negara dan berjenis-jenis bangsa manusia pada masa khalifah Usman Ibn Affan
penaklukan Islam sudah mulai samapi ke Barqah dan Tripoli. Penaklukan atas dua
kota tersebut dimaksudkan untuk menjaga keamanan daerah Mesir. Penaklukan itu
tidak bertahan lama karena gubernu-gubernur Romawi meduduki kembali
wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu. Pada tahun 50H / 670 M Uabah
mendirikan kota militer yang termashur, Qairawan di sebelah selatan Tunisia.
Tujuannya adalah untuk mengendalikan orang-orang Barbar yang ganas dan sukar
untuk diatur dan juga untuk menjaga terhadap perusakan-perusakan yang dilakukan
oleh orang-orang Romawi dari laut. Akan tetapi, pada tahun 603 M orang-orag
Islam di Afrika Utara mengalami kemunduran yang hebat, karena orang-orang
Barbar di bawah kepemimpinan Kusailah yang bangkit memberantas dan mengalahkan
Uabah. Pada saat pemerintahan Abdul Malik Ibn Maswan (685-705 M) barulah bani
Umayah bangkit kembali untuk merebut Afrika Utara. Sejak itu Afrika Utara dan
daerah Maghribi tidak lagi termasuk lingkungan daerah Mesir tetapi berdiri
sendiri sebagai wilayah tersendiri oleh seorang gubernur yang diangkat oleh
khalifah.
B.
Islamisasi Afrika
Utara
Kekuasaan
Islam di Afrika Utara tidak berjalan mulus. Ketika Islam pertama kali masuk
daerah ini, guncangan politik akibat pemberontakan yang dilakukan oleh
orang-orang Barbar dan orang-orang Romawi muncul silih bergati. Dalam kondisi
seperti ini penyebaran Islam tidak berjalan dengan baik. Keadaan ini berlanjut
hingga pergatian gubernur dari Hasan Ibn Nu’ma kepada Musa Ibn Nushair tahun
708 M. Pada awal pemerintahan Al-Walid Ibn Abdul Malik (86-96 H / 705-715 M).
Ketika
pemerintahan dipegang oleh Musa, di Afrika Utara terjadi perubahan social dan
politik yang cukup drastic. Perlawana orang-orang Barbar yang ganas dapat
dihancurkan, dominasi politik berada ditangan orang-orang muslim dan dakwah
Islam menyebar dengan kecepatan yang luar biasa. Hanya saja perubahan social
dan politik sejak Musa memegang kendali pemerintahan menjadi modal yang sangat
besar bagi pembanguna fondasi peradaban Islam di Afrika Utara. Khususnya yang
berkaitan dengan kebijakan Islamisasinya.
Suatu
hal perlu dikemukakan, bahwa seluruh pemberontakan yang terjadi di Afrika Utara
dilakukan oleh orang-orang Barbar dan kaum Khawarij. Tidak diketahui bagaimana
paham Khawarijah masuk ke daerah itu dan kemudian menyebar yang pasti semangat
Egalitarian dan karakter oposisinya terhadap pemerintahan Bani Umayah telah
merefleksikan aspirasi orang-orang Barbar. Disisi lain bahasa Arab mengalami
kemajuan pesat diberbagai kota sebagai bahasa percakapan yag mana hal ini
sampai sekarang. Dengan cara bertahap terbentuk penduduk Barbar-Arab yang
sampai saat ini mendiami sebagian besar Afrika Utara.
C.
Dinasti-Dinasti di
Afrika Utara
Krisis
politik yang terjadi pada pertengahan abad ke-8 M, berupa pergantian kekuasaan
dari Bani Ummayah kepada Bai Abbas, menyusul dialihkannya pusat kekuasaan
kekhalifahan Islam dari Damaskus di Syria ke Bagdad di Persia, menjadi salah
satu pemicu munculnya pemerintahan bari di daerah yang terlepas dari kekuasaan
pusat. Pada tahun 757 M, beberapa suku Barbar dari Jabal Nefosa yang menganut
paham Kharijiyah sekte Ibadiyah, berhasil meduduki Tripoli dan tahun berikutnya
Qairawan. Pada saat yang hampir bersamaan, di Maroko berdiri dinasti Idrisiyah
yang di Fas (Fez), dinasti ini didirikan oleh Idris Ibn ‘Abdullah yang
bermadzab Syi’ah.
Ketika
pemerintahan Daulah Bani Abbas berada di tangan Harun Al-Rasyid, perlawana
terhadap Dinasti Idrisiyah mulai dilakukan. Perlawana tidak dilakukan secara
terang-terangan, tetapi dengan megguakan taktik dengan mengirim seorang yang
cerdik. Utuk mengantisipasi serangan Dinasti Idrisiyah terhadap Mesir dan
negeri Syam, Khalifah Harus Al-Rasyid kemudian menyerahkan kawasan Tunisia
kepada Ibrahim Ibn Aghlab. Penguasa baru Afrika Utara muncul kembali setelah
pengusiran penguasa terakhir Aghlabiyah, yaitu Bani Fatimiyah. Nama ini
diberikan karena mereka mengklaim sebagai keturunan garis lurus dari pasangan
Ali Ibn Abi Thalib dan Fatimah Al-Zah’ah.
Pendiri
dinasti Fatimiyah adalah cucu dari Ismail Ibnu Ja’far al-Shadiq, Imam Syilah
yang ketujuh. Ketika pindah ke Mesir, Bani Fatimiyah tidak bermaksud untuk
meninggalkan Afrika Utara menuju kehancurannya begitu saja tetapi meyerahkan
kepada Sanhaja yang telah mengabdi penuh. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan
Bani Zaidiyah dan Hammadiyah, kemudian muncul penguasa baru yaitu al-Murabithun
dll.
Seperti
telah disinggung, setelah Ibn Tumait meninggal dunia, kedudukannya digantikan
oleh Abdul Mu’min yang kemudian menggunakan gelar khalifah bagi dirinya.
Setelah runtuhya dinasti al-Muwahidun, dinasti Mariniyah menjadikan Maroko
sebagai kerajaan Merdeka turun temuru dengan bentuk seperti dalam peradaban
Andalusia yang dibawa oleh kaum Muhajirin dari Spanyol. Salah satu kelompok
terdekat yang kemudian bergerak di kancah politik adalah Sanusiyah yang
didirikan oleh Muhammad Ibn Ali Al-Sanusi. Akhirnya ia menjadi sasaran
ketamakan Eropa, sehingga dipaksa mengadakan perjanjian-perjanjian damai.
D.
Aspek-Aspek Kemajuan
Dalam Peradaban
Sejak
awal kedatangan Islam di Afrika Utara, kebudayaan dan peradaban Islam sudah
mulai menampakkan perkebangannya. Hal ini ditandai dengan berkembangnya
Qairawan yang dibangun oleh Uabah Bin Nafi pada tahun 670 M yang tidak hanya
menjadi kota militer semata, tetapi menjadi salah satu pusat ilmu dan peradaban
yang cemerlang dalam sejarah Islam. Pada saat itu Qairawan bukan hanya menjadi
model bagi kehidupan kota orang-orang Islam di Afrika Utara, tetapi juga
menjadi sebuah pusat kebudayaan yang sangat penting. Tahart juga mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Dibidang ekonomi, daerah ini mengalami kemakmuran
material yang luar biasa . ia menjadi terminal dari salah satu rute Rafilah
transakara disamping itu juga menjadi pusat kesarjanaan. Ketika Bani Fatimiyah
yang berkuasa di Afrika Utara sekitar 60 Tahun, peninggalan terbesar bagi
peradaban Islam yang berhasil dicapai adalah perguruan tinggi al-Zaituna (PT
tertua di dunia Islam berdiri sekitar tahun 976 M).
Kemajuan
peradaban Islam di Afrika Utara mencapai puncaknya pada masa dinasti Al-
Muwahiddun. Meski kemajuan itu pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kemajuan
peradapan masa sebelumnya, tetapi mereka memiliki sisi-sisi peradaban yang
menarik dan menonjol. Dibidang sejarah dan sosiologi, tokoh Ibn Khaidun (1460
M) menjadi maestro terbesar dalam sejarah Islam. Dia adalah keturunan Yaman
yang lahir di Tunis pada tahun 1332 M. Tokoh terkenal lain yang mesti
dikemukakan dalam membahas sejarah Islam di Afrika Utara adalah lbn Batuta.
Seorang pengembara muslim terkenal yang bernama asli Muhammad lbn Abdullah ini
lahir di Maroko pada tahun 1304 M .
E.
Penutup
Sebagaimana
telah dipaparkan di atas, sebelumnya Islam masuk di Afrika Utara, daerah Pto
berada dibawah kekuasaan Romawi. Paling tidak hal itu pada akhirnya menjadi
peradaban Islam dapat mengakar kaut di daerah itu sampai sekarang.
Komentar
Posting Komentar