Resume oleh: Fath Anissa
Husnaeny (024)
- Penaklukan Andalusia
Andalusia adalah sebutan bagi
semenanjung Iberia periode Islam. Sebutan itu bersal dari kata Vandalusia,
artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan semenanjung itu pernah
dikuasai bangsa Vandal sebelum mereka diusir oleh bangsa Gothia Barat pada abad
V.
Penaklukan semenanjung ini
diawali dengan mengirim 500 orang tentara muslimdibawah pimpinan Tarif ibn
Malik pada tahun 91/710. ekspedisi ini berhasil dan Tarif kembali ke Afrika
Utara membawa banyak ghanimah.
Ekspedisi kedua Musa ibn
Nushair (Gubernur Jendral al-Maghrib di Afrika Utara) mengirim 7000 orang
tentara dibawah pimpinan Tharq ibn Ziyad dan mendapatkan tambahan 5000 orang
tentara dari Afrika untuk menghadapi 100.000 orang. Pertempuran ini mengawali
kemenangan Thariq dalam pertempuran-pertempuran berikutnya.
Bulan Juni 712 Musa berangkat
ke Andalusia membawa 18.000 orang tentara dan menyerang kota-kota yang belum
ditaklukan oleh Thariq. Dan pada saai itu pula Musa memaklumkan Andalusia
menjdai bagian dari wilayah kekuasaan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Penaklukan selanjutnya
diarahkan ke kota-kota di bagian utara hingga mencapai kaki pegunungan Pyrenia.
Ketika ambisi Musa untuk menaklukan wilayah tersebut Khalifah al-Walid tidak
merestuinya dan meminta Musa serta Thariq kembali ke Damaskus. Sebelum
berangkat, Musa menyerahkan kekuasaannya kepada Abd al-Aziz. Abd al-Aziz
berhasil menaklukan Andalusia bagian timur, sehingga seluruh Andalusia sudah
jatuh ke tangan umat Islam, kecuali Galicia.
Andalusia menjadi salah satu
propinsi dari Daulah Bani Umayyah sampai tahun 132/750. Ketika Daulah Bani
Umayyah Damaskus runtuh pada tahun 132/750, kemudian Andalusia diproklamasikan
sebagai negara yang berdiri sendiri dan beribukota di Cordova pada tahun
138/756 oleh Hisyam ibn Abd al-Malik.
- Ikhwal Pemerintahan
Abd al-Rahman ibn Mu’awiyah
menginjakkan kakinya di Andalusia setelah lolos dari upaya pembunuhan atas
dirinya ketika terjadi revolusi Abbasiyah sekitar tahun 132/750. ia dijuluki al-Dakhil, karena ia merupakan pangeran
Bani Umayyah pertama yang memasuki wilayah itu. Selama 32 tahun masa
kekuasaannya ia mampu mengatasi berbagai ancama dari dalam negeri maupun dari
luar negeri.
Keadaan tersebut bertahan
sampai masa Abd al-Rahaman III (300-350/912-961). Dan sangat merosot
sepeninggal al-Mutawakkil(232-247/847-861).
Kemudian Andalusia dipimpin
oleh al-Nashir. Pada masa inilah Bani Umayyah II mencapai puncak kejayaan dan
masih dipertahankan dibawah kepemimpinan Hakam II al-Mustanshir
(350-366/961-97)
Malapetaka kehancuran mulai
melanda istana ketika pemua-pemuka Bani Umayyah memecat al_Mu’ayyad dari
jabatan khalifah, karena ia bersedia memberikan jabatan tertinggi Negara itu
kepada al-Nashir. Mulai saat itu perebutan kursi khalifah sudah tidak bisa dihindari.
Daulah Umawiyah akhirnya
runtuh ketika khalifah Hisyam II ibn Muhamad disingkirkan oleh sekelompok
angkatan bersenjata. Di atas puing-puing kehancuran Daulah Umawiyah Andalusia
memasuki babak baru yang dikenal dengan Periode
Muluk al-Thawaif.
- Hubungan Luar Negeri
Bani Umayyah II telah
menjalin persahabatan dengan Bizantium untuk menghadapi ancaman Baghdad.
Selain itu pada masa
al-Nashir, hubungan dengan Negara diperluas sampai ke Jerman, Perancis dan
Italia.
Hubungan tersebut tidak hanya
dalam bidang politik. Seperti contohnya Bizantium mngirim Nicholas untuk
menerjemahkan sebuah buku kedokteran, yang dihadiahkan kepada al-Nashir, dari
bahasa Yunani ke bahasa Latin yang selanjutnya diterjemahkan Ibn Syibruth ke
dalam bahasa Arab.
- Komposisi Penduduk
Penduduk Andalusia terdiri
dari banyak unsure, antara lain Arab, Barbar, Spanyol, Yahudi dan Slavia.
Bangsa Arab dan Barbar
daatang ke daratan ini sejak masa penaklukan. Orang Arab menempati lembah-lembah
subur yang jauh dari ancaman kelompok gerilya orang0orang Salib. Sedangkan
orang Barbar ditempatkan di daerah-daerah perbukitan yang kering dan tandus dan
dekat dengan ancaman tersebut. Akibat deskriminatif ini sering tejadi kerusuhan
antara orang Arab dan Barbar.
Penduduk keturunan Spanyol
teriri dari : (1) kelompok yang telah masuk Islam, (2) kelompok yang tetap pada
keyakinannya tetapi meniru adat bangsa Arab, (3) kelompok yang tetap berpegang
teguh terhadap agamanya semula serta ajaran nenek moyangnya.
Kelompok Slavia adalah
kelompok budak yang kemudian dijadikan pengawal di istana.
- Perkembangan Kota dan Seni Bangun
Peninggalan al-Dakhil yang
hingga kini masih tegak berdiri adalah Masjid Jami Cordova, didirikan pada
tahun 170/786 dengan dana 80.000 dinar.
Masjid ini memiliki menara setinggi 20m terbuat dari marmer dan sebuah
kubah besar yang didukung oleh 30 pilar dari marmer. Atap masjid didukung oleh
1293 tiang pualam bertahtakan permata sedangkan 280 talangnya terbuat dari
perak murni.
Selain itu perkembangan
paling pesat terjadi pada masa al-Mustanshir dan al-Mu’ayyad. Pusat kota
dekelilingi oleh tembok dengan 7 pintu gerbang, memiliki banyak masjid,
beberapa pasar dan pemandian umum.
Selain itu di Cordova juga
terdapat Al-Qashr al-Kabir yang merupakan kota satelit, Rushafah adalah istana
megah yang dibangun al-Dakhil, al-Zahra yang juga merupakan kota satelit yang
dibangun oleh al-Nashir dan masih banyak lagi.
Al-Nashir membawa puncak
kejayaan Andalusia, karena pada masanya pembangunan Andalusia sangat pesat.
Seperti pembangunan saluran air, al-Zahra (yang di dalamnya terdapat istana,
taman, toko, rumah, masjid dan bangunan umum lainnya).
- Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab
Bahasa Arab masuk ke
Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke daratan itu. Kemenangan bahasa
Arab atas bahasa penduduk asli yang ditaklukkan, menurut Philip K. Hitti,
didahului oleh kemenangan bangsa Arab dalam bidang kemiliteran, politik dan
keagamaan.
Sejalan dengan perkembangan
bahasa Arab, berkembang pila kesusasteraan Arab dalam arti sempit disebut adab,
baik dalam bentuk puisi maupun prosa.
Menurut Ameer Ali
“orang-orang Arab Andalusia adalah penyair-penyair alam”. Beberapa sastrawan
tersebut antara lain :
·
Abu
Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih → sastra dan sejarah
·
Abu
Amir Abdullah ibn Syuhaid →sastra (prosa & puisi)
·
Ibn
Hazm → penyair sufi
·
Hasan
ibn Nafi’ → penyair dan ahli seni music serta
tarik suara. Ia dianggap sebagai peletak dasar dari music Spanyol modern
yang memperkenalkan not : do, re, mi, fa, sol,
la, si, −yang diambil dari huruf-huruf Arab : Da,l Ra, Mim, Fa, Shad, Lam, Sin.
- Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Prestasi umat Islam dalam
memeajukan ilmu pengetahuan tidak diperoleh secara kebetulan, melainkan dengan
kerja keras melalui tahapan system perkembangan.
Mula-Mula dilakukan
penerjemahan kitab-kitab klasik, koreksi terhadap teori-teori yang sudah ada
dan menetapkan dasar ilmu pengetahuan yang baru.
Berikut tokoh-tokoh ilmu
pengetahuan di Andalusia :
Ø Ziyad ibn Abd al-Rahman ibn Ziyad al-Lahmi Fiqh
Ø
Yahya ibn Yahya al-Laitsi Fiqh
Ø
Abu Bakar Muhammad ibn Marwan ibn Zuhr Sastra
Ø
Abu Abd al-Rahman al-Mukallad Hadis
Ø
Abu Amr al-Dani Utsman ibn Said Qira’at
Ø
Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al-Bathini Filsafat
Ø
Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas Astronomi
Ø
Ahmad ibn Iyas al-Qurthubi Kedokteran
Ø
Al-Harrani Kedokteran
Ø
Yahya ibn Ishaq Kedokteran
Ø
Yahya ibn Hakam Syair
Ø
Abu bakar Muhammad ibn Umar Tafsir
Ø
Hayyan ibn Khallaf ibn Hayyan Sejarah
Ø
Ibn Abd Rabbih Sejarah
Andalusia pada kala itu sudah
mencapai tingkat peradaban yang sangat maju, sehingga hampir tak seorang pun
penduduknya yang buta huruf. Dari Andalusia ilmu pengetahuan dan peradaban Arab
mengalir ke negara-negara Eropa Kristen, melalui kelompok-kelompok terpelajar
mereka yang pernah menuntut ilmu di Universitas Cordova, Malaga, Granada,
Sevilla dan lembaga ilmu pengetahua lainnya di Andalusia.
Komentar
Posting Komentar