Jazirah Arab Pra-Islam
Materi I
Kondisi Geografis Jazirah Arab
Jazirah Arab” (Pulau Arab), sebagian ilmuwan menyebut “Sibhul Jazirah”
(Semenanjung). Jazirah Arab terbagi menjadi tiga bagian:
1)
Hijaz, yakni kawasan utara dan barat Arabia, dari
Palestina Hingga perbatasan Yaman, di sekitar Laut Merah. Karakter; tandus,
kering dan berbatu. Beberapa daerah penting di kawasan ini adalah Makkah dan
Madinah.
2)
Bagian Tengah, karakteristik; gurun pasir, jarang turun
hujan, kurang subur, masyarakat nomaden, pengembala (pastoral), unta dan
kambing sebagai binatang piaraaan utama.
(Gurun Pasir)
Bagian Tengan dibagi dua
Ø Bagian utara disebut “Najed”
Ø Bagian Selatan disebut “Al-Ahqah”, “Ar-Rab’ul
Khali” (tempat yang sunyi).
3)
Bagian Tepi, katakteristi; hujan turun teratur, subur, penduduk bertani dan berdagang, tumbuh
kerajaan dan kota-kota kerajaan, dan masyarakat menetap. Penduduk bagian tepi
disebut dengan “Ahlul Hadhar” (Penduduk
Negeri)
Bagian Tepi meliputi; Yaman, Hejaz, Hadramaut,
Oman, Mahrah, Al-Ahsa (Bahrain).
Kondisi Sosial-Budaya
Gurun Pasir
- Kesukuan yang kuat (asabiyah), karena tidak ada pemerintahan.
- Cenderung bar-bar dengan dintandai permusuhan antarsuku yang berkelanjutan. Kesukuan dipinpin oleh kepala suku, yang pemberani, pemurah dan penyantun.
- Jarang didatangi masyarakat asing, sehingga bahasa murni.
- Terdapat Ka’bah, simbol keagamaan bangsa Arab.
- Tradisi haji pada bulan-bulan tertentu; Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharam, serta umrah pada bulan Rajab. Pada bulan-bulan tersebut haram hukumnya melakukan peperangan.
- Pemberani, karena kondisi alam yang menuntut demikian.
Penduduk Negeri
- Berperadaban tinggi, terdapat kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada, diantaranya Saba’ (Bilqis) dan Himyar (selatan/Yaman) serta Hirah dan Ghassan (utara/Syiria/Palestina).
- Saba’ menjadi pusat perdagangan dunia, yang mempertemukan pedagang India, China, Mesir, Syiria, Nusantara, dll.
- Dua agama besar dianut Penduduk Negeri, yakni Masehi (Nasrani) dan Yahudi.
Agama Bangsa Arab Pra Islam
Sebagian besar penyembah berhala. Awalnya berhala dijadikan perantara
untuk mendekatkan pada Tuhan, kerena mereka menyakini sang Maha Perkasa (QS Az-Zukruf: 9; Az-Zumar:
3). Pada akhirnya mereka memperlakukan dan menyakini bahwa berhala adalah
tuhan mereka.
Berhala di sekitar Ka’bah dan dicintai oleh seluruh suku. Setiap suku
memiliki berhala khusus yang ditempatkan secara khusus di sekitar Ka’bah.
Kalangan terendah bangsa Arab, yang mayoritas penduduk Arabia,
menyembah berhala dari kalangan keluarga dan suku mereka sendiri. Ada sekitar
360 berhala dan dihubungkan dengan kejadian sehari-hari pada salah satu
darinya.
Kalbi (sejarwan Arab, w 206 H) menyebutkan sebagian penduduk yang
berfikiran cerah menyembah matahari dan bulan. Suku Malih menyembah Jin, Suku
Humair, Kananah, Tamim, Lakham, Tai, Qais, dan Asad secara berturu menyembah
Matahari, Bulan dan Darban (tanda zodiak taurus; jupiter, caopus, marcury,
bintang anjing).
Agama, pada masa Ibrahim dikenal agama Ibrahim (hanif), kemudian pindah ke Watsani (penyembahan
terhadap batu/arca/patung).
Salah satu ritual yang dilanggengkan adalah
haji dan umrah. Mereka meletakkan patung “tuhan” di Ka’bah dan menyembahnya.
Hubal (berhala terbuat dari batu akik merah di
letakkan di Ka’bah), Al-Lata (di Taif) dan AlUzza (di Hijaz).
Syair
Syair, kedudukan syair
sangat tinggi di kalngan bangsa Arab.
Syair dapat meninggikan martabat kabilah dan pribadi. Contoh Abdul Uzza Ibnu Amir
(orang miskin dengan anak banyak) yang dipuja oleh Al-A’sya (penyair ulung)
melalui syair. Setelah ramai terdengar, banyak kalangan bangsawan yang
meminang putri Abdul Uzza.
Melalui syair dapat dipahami kebudayaan
masyarakat Arab yang berkembang.
Kedudukan Perempuan
Posisinya paradoks, di satu sisi perempuan menduduki posisi tinggi dalam
keluarga. Perempuan juga menjadi prestise atau pertaruhan harga diri bagi kabilah.
Disamping itu, harga perempuan direndahkan dalam keluarga. Misalnya istri bisa
diwarisi, ketidakbanggan terhadap anak bayi perempuan, dll.
Qais bin Asim pernah bercerita dengan menyesal pernah membunuh anak
perempuannya yang telah beranjak dewasa.
Mitos dan Takhayul
Masyarakat Arabia sangat menyakini mitos dan takhayul. Mislanya,
gerhana terjadi karena ada peristiwa menyedihkan yang terjadi pada orang
tertentu.
Beberapa takhayul yang dilakukan bangsa Arab;
1) Membakar sapi hidup untuk mendatangkan hujan.
2) Mengadu nasib dengan anak panah.
3) Menyebuhkan orang sakit dengan cara bersin 10 kali di pintu gerbang
desanya.
4) Jika kelihangan jalan/tersesat ketika dalam perjalanan, diatasi dengan
memakai baju terbalik.
5) Membuang gigi yang tanggal ke arah matahari seraya meminta ganti pada
matahari.
6) Apabila orang laki-laki dalam perjalanan, ingin mengetahui apakah
istri serong atau tidak mereka meningat benang pada sebuah ranting. Apabila
sekembali dari perjalanan benang utuh artinya istri tidak selingkuh, namun jika
terkoyak artinya istri serong.
7) Dll.
Komentar
Posting Komentar