Perlawanan
terhadap dakwah agama Rasulullah yang dilakukan oleh orang-orang kafir Makkah
semakin kuat. Mereka melakukan perlawanan dengan berbagai cara, dari bujukan,
tipu muslihat, hingga kekerasan. Hingga akhrinya Rasulullah meminta orang-orang
Islam untuk mencari suaka politik ke Habsyi (Ethopia). Bagiamana perlawanan
tersebut dilakukan dan bagaiaman pencarian suaka politik menuai sukses?
Diplomasi
Kafir Quraisy
1)
Abu Thalib
Kafir Quraisy mengancam Seluruh Bani Hasyim Melalui Abu Thalib
Abu Thalib melakukan diplomasi dengan Rasulullah. “Lindungilah atas
jiwamu dan jiwaku, dan janganlah engkau membebankan kepadaku sesuatu yang tidak
aku mampu,” pinta Abu Thalib.
Rasul menolak halus
2)
Diplomasi terhadap Rasulullah
Kafir Quraisy menawarkan harta, pangkat, jabatan, dan perempuan cantik,
namun upaya ini gagal. (Al-Fusilat)
Kafir Quraisy melakukan kompromi agama, “sehari Rasul menyembah tuhan
mereka sehari kafir Quraisy menyembah Allah”. (Al-Kafirun: 1-6)
Kafir Quraisy kembali menggunakan kekerasan.
Mencari
Suaka Politik ke Habsyi (Ethopia)
“Habsyi dipimpin oleh
seorang penganut agama Masehi yang adil dan tidak pernah berbuat lalim, Najasyi
(Negus) namanya”
Rasul memerintahkan para sahabat mencari suaka politik ke Habsyi
Tahap awal, 10 laki-laki dan 4 perempuan hijrah pertama ke Habsyi,
termasuk Ustman bin Affan beserta istrinya, Ruqayyah, Ja’far bin Abi Thalib,
Abdurrahman bin Auf, dan Ummu Habibah binti Abu Sofyan, dll.
Gelombang kedua hingga 100 muslim ke Habsyi.
Kafir Quraisy meminta ke Najasyi mengembalikan (ekstradisi) umat Islam,
namun ditolak Najasyi.
Umat Islam dalam perlindungan Najasyi dan tinggal di Habsyi selama 15
tahun.
Umat Islam berbaur dengan masyarakat Habsyi dan bekerja sebagai
pengrajin kulit.
Migrasi ini membawa akibat yang cukup besar, yakni tersebarnya Islam di
daratan Afrika.
Di sela-sela hijrah sebagian umat Islam ke Habsyi, Rasul menerima dua
surat penting, yakni Maryam dan Al-Kahfi.
Isi Dua Surat
Surat Maryam memberikan
pengetahuan kepada Rasul mengenai Agama Masehi yang dianut oleh masyarakat
Habsyi
Surat Al-Kahfi bercerita tentang hijrahnya Ashabul Kahfi, Dzul Qarnain, dan Nabi Musa yang menyelamatkan agamanya dari
kelaliman. Tujuannya supaya umat Islam mengetahui bahwa mereka bukan yang
pertama kali menyelamtkan risalah agama
Embargo terhadap Umat Islam
Kegagalan menghalau dakwah Rasul serta masuknya Hamzah dan Umar
menjaikan kaum Quraisy kehilangan kesabaran
Quraisy melakukan pertemuan dan membuat kesepatakan mengenai embargo Ekonomi
terhadap Umat Islam dan Bani Hasyim.
Umat Islam dan Bani Hasyim juga diisolasi secara sosial oleh kaum
Quraisy.
Isi perjanjian Kaum Quraisy
“ Tidak akan
mengadakan perkawinan dan melakukan jual beli dengan Bani Hasyim.
Tidak akan berbicara dan tidak akan menjenguk orang
sakit dari Bani Hasyim, atau mengantarkan yang meninggal ke kuburnya”
Embargo Ekonomi; mengakibatkan umat Islam dan Bani Hasyim kelaparan.
Embargo Sosial’ mengakibatkan terisolasi dan terhambatnya dakwah Rasul.
Umat Islam kelaparan, bahkan daun-daun pun dimakan.
Kutipan Cerita Kelaparan
“Saad bin Abi Waqqash: Suatu malam aku pergi buang air
kecil. Aku mendengar gemericik air seniku seperti banyak, sehingga aku gembira.
Setelah selesai, aku baru sadar bahwa suara gemericik itu adalah suara kulit
yang aku biarkan terpanggang di atas api agar kering dan bisa aku makan.
Ternyata kulit itu menjadi sangat kering dan aku terpaksa memakannya bersamaan
dengan air”
Amu al-Huzni
Kelaparan yang mendera Umat Islam dan Bani Hasyim mengakibatkan banyak
umat Islam yang meninggal, termasuk Istri Rasul, Khatijah dan Paman Rasul, Abu
Thalib.
Keduanya merupakan penyokong kuat dakwah Rasul selama ini.
Tahun itu disebut tahun duka cita (Amu al-Huzni).
Akhir Embargo
Di awal perjanjian, kaum Quraisy menetapkan bahwa embargo tersebut akan
berakhir jika perjanjian yang ditempel di Ka’bah tersebut hancur.
Menurut Prof A Syalabi, sebagian kaum Quraisy merasa kasihan terhadap
kondisi umat Islam dan Bani Hasyim, sehingga mereka merobek-robek perjanjian
tersebut.
Sementara menurut riwayat yang lain papan tulisan perjanjian termakan
rayap, setelah tiga tahun embargo berlangsung.
Akhir embargo bukan berarti memgakhiri penderitaan Umat Islam, kerena
umat Islam justru kehilangan dua tokoh utama, Khatijah dan Abu Thalib.
Komentar
Posting Komentar